AKSI MALING KOSAN KALA SHUBUH

Assalamualaikum Lovely People!

Pernyataan "Bencana seringkali terjadi kala Shubuh" ada benarnya. Salah satu bencana yang ingin saya bicarakan adalah aksi maling kosan kala Shubuh.

Penampakan depan kamar kosan
Jumat (16/9) shubuh lalu, saya "dibangunkan" dengan cara yang tak biasa. Bukan alarm, tapi suara "kresek-kresek" dari arah pintu kamar kosan saya. Ketika suara itu menyadarkan saya, awalnya saya kira itu hanya suara cicak yang berusaha masuk dari celah kusen alumunium pintu kosan atau angin yang bertiup terlalu kencang dan dingin membuat kusen pintu itu menyusut. Curiga karena suara cukup lama terdengar, saya mengubah posisi tidur menghadap pintu agar bisa memperhatikan gagang pintunya. Kalau diputar, fix berarti ada orang yang mencoba masuk.

Beberapa saat setelah saya mengubah posisi, suara tersebut menghilang sebentar. Lalu kemudian muncul lagi. Kali ini saya bisa mendengar dengan jelas ada aktivitas seseorang di depan kamar saya, sesekali terdengar suara besi dan bunyi "tik-tik-tik" seperti suara rantai. Lagi, dengan positifnya saya berpikir mungkin itu salah satu tetangga kamar saya yang baru pulang dan mengecek motornya. Memang tetangga kamar sering parkir motor dekat depan kamar saya. Tapi kali ini saya mulai lebih waspada. Saya bangun dan duduk bersandar, berjaga-jaga sambil memperhatikan pintu kamar. Monopod dari besi kebetulan sudah siap di samping kasur, kalau-kalau diperlukan.

Tak berapa lama kemudian saya mendengar teriakan "Maliiing!! Maliiing!!!!" dari depan kamar saya. Saya terkejut dan langsung yakin kalau yang tadi adalah suara si Maling mencoba membobol pintu kamar saya. Begitu saya keluar, teman-teman sekosan juga sudah di luar kamar dan panik. Arif, tetangga kamar yang meneriaki maling tersebut, mengaku berusaha mengejar maling tersebut namun gagal menangkapnya.

Awalnya Arif melihat sesosok pria yang berjalan santai ke arah belakang kosan dari sekitar depan kamar saya. Sosok tersebut memiliki perawakan yang hampir sama dengannya dan menggunakan hoodie hitam. Sayang, wajahnya tak terlihat oleh Arif. Ketika sudah hampir tertangkap di dekat pagar belakang kosan, maling yang membawa beberapa barang jarahan seperti laptop dan ponsel melemparkan laptop yang diambilnya ke arah Arif. Hal ini memaksa Arif untuk menghindar dan berhenti sejenak. Kesempatan itu pun digunakan si Maling untuk melarikan diri. Ia melompati pagar belakang kosan yang berbatasan langsung dengan sawah. Terdapat jarak yang cukup tinggi antara sawah dengan pagar kami, namun sepertinya masih memungkinkan untuk dipanjat dari luar. Empat buah jeruji pagar dipatahkan demi memuluskan aksinya.

Jejak pelarian si Maling menerobos sawah. Diambil ketika sudah menjelang pagi, sekitar 2 jam setelah kejadian.
Selepas si Maling kabur, para penghuni kosan berkumpul. Laptop yang dibanting si Maling dalam keadaan patah di beberapa bagian namun masih bisa dinyalakan. Beberapa ponsel raib, tidak bisa dihubungi lagi. Beberapa dompet lenyap beserta kartu dan surat berharga di dalamnya.

Dalam keadaan hujan gerimis beberapa menit sebelum adzan Shubuh pagi itu, kami berpikir mungkin si Maling masih berteduh di sebuah saung di tengah sawah yang tak jauh dari kosan kami. Kemudian sebagian penghuni kosan termasuk penjaganya menyusuri sawah yang gelap dan licin pagi itu mencari jejak si Maling. Sebagian lagi berjaga di kosan. Namun sayang mereka kembali dengan tangan kosong. Si Maling dipastikan telah kabur atau bersembunyi cukup jauh.

Shubuh kala itu semua penghuni terjaga sampai pagi. Kami saling bertukar informasi bagaimana kondisi saat terjadi kemalingan dan apa saja jejak yang ditinggal si Maling.

Saya mengamati pintu kamar saya. Terlihat sekali bekas dicongkelnya. Kayu pintu bagian slot kunci menjadi kasar, lubang slot kunci penyok, dan besi slot kunci itu sendiri terdapat bekas goresan yang cukup kasar.

Bekas usaha pembobolan si Maling (klik gambar untuk memperbesar)
Jendela kamar saya tertutup rapat dan dikunci. Tidak mungkin dibuka dari luar. Namun di tengah kusen jendela yang sudah berdebu itu tertinggal sidik jari yang masih baru. Si Maling pasti memastikan apakah jendela kamar saya terkunci atau tidak. Jika tidak, ini akan menjadi peluangnya untuk merogoh kunci di bagian dalam pintu.

Salah satu teman saya yang mengalami kemalingan terparah, Ega, memiliki kondisi kamar yang cukup ekstrim. Pintu kamar terkunci, jendela dekat pintu sedikit dibuka untuk ventilasi (tentunya dalam keadaan tertutup gorden), ia tidur di lantai dekat dengan pintu, di sampingnya temannya tidur di atas kasur. Laptop yang menjadi jarahan si Maling terletak di atas meja di seberang posisi tidur Ega (pintu kamar-Ega-meja) dan di lantai samping kasur. Luar biasanya, si Maling mampu menjarah kedua laptop tersebut beserta dompet dan hape mereka dengan rapi, tanpa suara. Ega sendiri mengaku pintu kamarnya cukup sulit dibuka dan pasti berbunyi ketika membukanya. Namun anehnya, sudahlah tidak berbunyi, kunci kamar yang awalnya di dalam telah berpindah posisi di luar setelah kejadian.

Tak hanya hape, dompet, dan laptop yang ingin dijarah si Maling. Dia ingin memborong sebanyak mungkin. Sepeda gunung teman saya yang tersimpan di bawah tangga berpindah ke parkiran motor. Sepatu gunung yang saya letakkan di rak sepatu depan kamar berpindah ke atas vespa yang terpakir di depan kamar lain. Semua ingin dijarahnya. Bahkan ketika dipergoki Arif, si Maling sedang dalam keadaan yang amat santai seakan merasa tidak ada satupun dari kami yang akan terbangun.

Tidak pernah terpikir oleh saya akan ada maling yang masuknya dari arah sawah belakang kosan. Beraksi dalam keadaan hujan dan menjelang adzan Shubuh pula. Dia bahkan seperti sudah tahu kebiasaan penghuni kosan dan sangat berniat memborong sebanyak mungkin jarahan. Kepepet pengen naik haji kali dia..

Saya harap pembaca, terutama anak kos, dapat semakin meningkatkan kewaspadaan. Meskipun kosan kita tidak pernah sama sekali terdengar pernah kemalingan, selalu terkesan aman dan tentram, sepertinya tidak mungkin kemalingan karena kondisi sekitar yang dirasa tidak mendukung, tetaplah waspada. Perhatikan setiap siapapun yang lalu-lalang di area kosan. Ketika tak dikenal, curigalah dan tanyakan ke penjaga kosan atau teman sekosan yang lain. Jangan sampai ternyata yang lalu-lalang itu orang asing yang sedang "pengamatan". Pengamatan atas kebiasaan kita di kosan (kapan pulang, tidur, kunci pintu, buka jendela, dan lainnya) maupun pengamatan ada apa aja di dalam kosan kita.

Saya termasuk orang yang paling jarang buka gorden maupun buka jendela kamar. Pintu kamar pun tak pernah saya buka sangat lebar. Biasanya hanya sebatas agar udara bisa mengalir dan dibantu kipas angin. Ketika ada tamu, pengantar makanan, pengantar paket, maupun penjaga kosan saya selalu membuka pintu hanya secukupnya. Cukup untuk melihat siapa dan cukup untuk keluar. Kalaupun saya menerima mereka di luar kamar, pintu kamar pasti saya tutup lagi. Lebih baik mencegah mengumbar isi kamar, menurut saya.

Mempunyai slot pengunci tambahan di dalam kamar merupakan salah satu investasi terbaik untuk melindungi isi kamar ketika kita berada di dalam. Bahkan kalau orang tua jaman dulu katanya, sengaja membuat semacam jebakan di pintu rumahnya dengan perabotan alumunium atau kaleng. Sehingga ketika pintu dibuka atau didobrak, perabot tersebut akan jatuh ke lantai dan menimbulkan suara gaduh. Semacam alarm tradisional lah..

Alarm tradisional dari perabot alumunium atau kaleng yang saya maksud
Lalu bagaimana ketika berada di luar kosan? So pasti yang utama dan pertama adalah meminta perlindungan Allah. Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan, misalnya dengan membaca doa keluar rumah (Bismillaahi tawakkaltu 'alallahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi) dan membaca Ayat Kursi setelah shalat maupun ketika meninggalkan kosan. Sungguh bencana itu datangnya dari Allah dan hanya Allah yang mampu menghalaunya.

Kedua, keep in touch terus dengan teman-teman sekosan yang sedang di kosan ketika kamu pergi. Minta tolong untuk memperhatikan kamar kita dan saling menjaga antarsesama penghuni kosan.

Ketiga, dorong dan awasi penjaga kosan untuk selalu meningkatkan keamanan kosan. Kalau memungkinkan, mintalah penjaga kosan untuk merekomendasikan pemasangan CCTV dan pengamanan lainnya kepada pemilik kosan. Kalau bisa langsung minta ke pemilik kosan lebih bagus.

Keempat, selalu waspada dengan kebiasaan kamu meninggalkan kosan. Selalu mengecek keamanannya sebelum pergi. Jangan terlalu mengumbar isi kamar, apalagi kalau kamu bisa melihat ada kosan, rumah, jalan, dan tempat lainnya yang memungkinkan orang mengawasi kamarmu. Lalu waspadai juga ucapanmu ketika meninggalkan kosan. Tidak perlu bersuara keras seakan mengumbar kamu akan pergi apalagi jika untuk waktu yang cukup lama. Seperti kata Bang Napi, "Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan." Kita harus menjadi agen yang aktif meminimalisir kesempatan itu. Waspadalah, waspadalah.

Semoga cerita dari pengalaman saya ini bermanfaat bagi kamu yang baca. Jika dirasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi mahasiswa domisili Jatinangor area Sukawening-Ciseke-Sayang-Caringin, silakan di-share. Terima kasih.




How do we remove /? M=1 from Blogspot blog? The best answer.