Apakah Chromebook Cocok Untuk Mahasiswa Skripsian?

Assalamualaikum.

Bagi teman-teman yang belum kenal, apa benda Chromebook ini, Chromebook merupakan varian laptop "ekonomis" yang menyasar segmen orang-orang yang butuh laptop relatif murah dan portable untuk keperluan produktif sehari-hari tanpa program-program berat seperti Photoshop, Premiere Pro, dan sebagainya.

Biasanya lebih sering hanya dipakai untuk ketik-mengetik tugas, browsing internet, streaming Youtube, dan aktivitas ringan lainnya. Misalnya para pelajar, mahasiswa atau kamu yang sudah punya laptop sebagai workstation untuk edit-mengedit tapi malas banget bawanya ke mana-mana karena berat apalagi dibawa ke perpustakaan atau kafe cuma untuk skripsian kayak saya, hehehe.

Tak jarang ketika yang kamu perlukan dari sebuah laptop itu power dari prosesor, ram, memori, dan graphic card yang tinggi, ada hal-hal yang perlu dikorbankan seperti laptop menjadi berat, suara kipas yang cukup berisik, body laptop yang cepat panas, dan sebagainya. Sedangkan ketika kamu cari laptop yang slim dan ringan, beberapa dari spesifikasi tersebut juga terkobankan. Kalau cari yang komplit keduanya ada? Kantong dan rekening kamu yang jadi korbannya  😂.

Chromebook ini hadir sebagai alternatif untuk kebutuhan kamu yang spesifik, produktivitas ringan. Saya yakin tidak semua pelajar maupun mahasiswa membutuhkan laptop untuk Photoshop, CorelDraw, Premiere Pro, After Effect, dan kawan-kawannya. Ada yang lebih banyak butuh sekadar untuk bikin makalah, bikin slide presentasi, bikin pembukuan, browsing internet, nonton youtube, dan aktivitas ringan lainnya. Kalau kepentok di budget tapi ingin tetap lancar jaya performa laptopnya dengan kebutuhan penggunaan seperti itu masuklah Chromebook ini.

Awalnya saya juga ragu untuk meminang sebuah Chromebook. Secara dari hype tak banyak yang bahas, apalagi di Indonesia. Saya pribadi malah belum pernah lihat orang yang pakai Chromebook di lingkungan saya. Khawatir akan sulit ini-itu ke depannya. Tapi kekhawatiran saya mulai hilang setelah mencari tahu di Youtube bagaimana respons penggunanya terutama pelajar (bukan sekadar reviewer) serta ketika saya pegang dan tes langsung si Chromebook ini.

Oleh karena itu, saya juga akan bantu sharing pengalaman saya menggunakan Chromebook pertama saya, Acer Chromebook C720. Ini bisa jadi bahan pertimbangan kamu yang memiliki kebutuhan akan laptop murah untuk menunjang sekolah atau kuliahmu. Agar tulisan ini tak terlalu panjang, kalau kamu ingin cek spesifikasi Acer Chromebook C720 secara ringkas silakan cek di sini.

Sebagai mahasiswa komunikasi yang sedang skripsian kebutuhan saya akan laptop mulai berubah. Kalau dulu cenderung sebagai workstation untuk edit foto, desain logo, edit video serta suara, hingga main game mengisi waktu luang. Di mana hal-hal tersebut seringnya dan lebih nyamannya dilakukan di kosan. Ketika masuk ke fase fokus skripsian, kebutuhan saya akan laptop saya pun berubah. Saya butuh laptop yang:

1. Nyaman untuk browsing internet dan membuat file dokumen draft skripsi hingga slide Powerpoint (ya iya lah, jelas)

2. Ringan, slim, dan portable dibawa ke mana-mana

3. Baterai yang awet (karena persaingan dengan mahasiswa lain yang juga pemburu colokan di perpustakaan cukup sengit)

4. Performance yang kencang, lanjay, snappy biar mood terjaga, ga kesel gara-gara kebanyakan nunggu. Hidupin laptop nunggu, buka Chrome nunggu, buka Ms. Word nunggu, sampai mau matikan laptop pun nunggu untuk beberapa waktu yang cukup kerasa. That's, please, no.

5. Fitur dasarnya mencukupi, seperti bisa putar musik untuk menemani saat mengetik di perpustakaan pakai headset serta menjalankan fungsi-fungsi mendasar krusial seperti buka file pdf, edit sederhana gambar, putar video.

6. Ekonomis pastinya. Secara ini kantong mahasiswa. Saya juga tak ingin untuk memenuhi kebutuhan yang dasar begitu harus keluar uang cukup banyak. Value to money menjadi pertimbangan. Saya pun pasang budget saya di 2 juta-2,5 juta saja. Tak apa bekas, yang penting performa lancar, penampilan mulus--ya lecet sewajarnya namanya juga bukan baru, dan tak berpotensi keluar uang lebih di kemudian hari.

Pilihan dan Pertimbangan

Berdasarkan 6 filter saya tersebut dalam mencari laptop, terutama dari segi budget, saya lebih banyak menemukan pilihan laptop bekas di OLX. Dari Netbook jadul seperti Acer Aspire One, HP mini, dan Asus eeepc, hingga laptop jadul berprosesor intel i3 tapi minusan terutama di daya tahan baterai, ada juga Zyrex Sky 232 dan Acer Chromebook C720 ini.

Saya kemudian memprioritaskan segi daya tahan baterai, portable, dan performa yang lancar. Dari diskusi saya dengan para penjualnya, pilihan saya jatuh pada Acer Chromebook C720. Kandidat lawan terkuatnya adalah Zyrex Sky 232 plus. Namun saya menimbang (1) bagaimana nanti kalau perlu servis, beberapa review yang saya temukan customer service Zyrex belum begitu baik; (2) respons penjualnya yang menurut saya seperti menutupi performanya ketika ditanya berapa lama waktu menghidupkannya, bagaimana performanya ketika buka beberapa tab Chrome sambil putar musik dan buka beberapa file words-pdf, serta berapa sisa memori internalnya selain dari memori sistemnya. Ia hanya menjawab ia biasanya tak pakai Chrome tapi UC Browser, yang membuat saya menyimpulkan performanya belum se-snappy yang saya harapkan; (3) tentu saja juga kekhawatiran akan memorinya yang masih kecil dan update Windows10 yang akan terus memakan memori di masa depan, maka kemudian saya harus investasi lagi di sektor penyimpanan laptop ini, uang lagi 😂.

Alternatif Aplikasi Wajib di ChromeOS

Kamu mungkin masih enggan dengan ChromeOS karena khawatir beberapa program yang biasa kamu pakai sehari-hari di laptop Windows kamu hilang atau jadi lebih ribet pemakaiannya. Belum lagi potensi sebuah Chromebook baru maksismal terasa kalau terhubung ke internet. Bagaimana kalau offline? Apa cukup untuk produktivitas kalau tanpa program Windows? Berikut ulasan dan pengalaman saya.

Hal-hal utama yang menjadi concern orang awam (termasuk juga saya) tentang Chromebook adalah label harus online, apa-apa serba dilakukan di browser Chrome. Kalau offline tak bisa apa-apa. Kemudian ChromeOS sangat membatasi produktivitas karena tak bisa instal program-program Windows yang sudah umum. Entah itu VLC, WinRar, Photoscape, Picasa, dsb. Kalau Photoshop, Premiere Pro, dkk. sudah jelas ya, beda segmennya. Mari kita bongkar stigma tersebut.

Offline Chromebook? Bisa lho. Ya memang terbatas, tapi batasannya masih wajar. Mau putar musik, cek foto, dan nonton film tapi offline? Bisa. Simpan semua file multimedia kamu di internal storage Chromebook mu atau di memori eksternal seperti usb flashdrive, sd card, atau external harddisk. ChromeOS sudah punya pemutar multimedia bawaannya kok. Kalau saya pribadi, download lagi aplikasi tambahan untuk memutar musik dari Chrome Webstore bernama Enjoy Music Player. Karena player bawaan ChromeOS tidak ada fitur membuat playlist-nya. Aplikasi ini juga berukuran <1 Mb.



Untuk edit mengedit gambar sederhana, ChromeOS juga sudah memiliki bawaannya, sehingga bisa buka, lihat informasi propertinya, potong, rotate, atur kecerahan-kontras, resize, dan putar slideshow. Kalau butuh yang sedikit lebih advance, bisa download Pixlr Editor dengan tools yang lebih lengkap.



Untuk program seperti Pdf viewer dan Winrar, ChromeOS sudah memiliki bawaanya juga yang menurut saya sudah cukup sehingga saya pribadi belum memerlukan aplikasi tambahan. Selain itu beberapa program sosial media/chating juga sudah bisa dijalankan di ChromeOS, seperti Skype, Line, dan WhatsApp.


Untuk WhatsApp kerjanya sama seperti WhatsApp Web, jadi smartphone kamu tetap perlu terhubung ke WhatsApp seperti biasa


Sedangkan Line meski tampilannya seperti Line PC, fungsinya lebih seperti Line Lite.

Selain beberapa alternatif tersebut, saya juga menemukan beberapa aplikasi video editing untuk ChromeOS yang kalau dilihat dari review serta screenshotnya cukup mumpuni, namun tidak saya coba karena memang bukan untuk itu tujuan saya menggunakan Chromebook. Kalau berminat silakan cek aplikasinya bernama WeVideo.

Selain itu secara default, "App drawer" kamu akan tersinkron dengan layanan aplikasi google yang kamu pakai seperti Maps, Mail, Google Photos, dan Google Keep. Di luar layanan tersebut ada aplikasi kamera, kalkulator, text (untuk buka file .txt) dan file manager yang mengintegrasikan memori internal dan Google Drive (bisa offline juga, akan tersinkron otomatis dengan cloud storage kamu bila sudah online lagi). Beberapa "aplikasi" favorit kamu kayak twitter, facebook, dan instagram juga bisa kamu tambahkan ke "App drawer" dan "taskbar". Jadi sekali klik ikon sosmed favorit kamu bisa langsung meluncur ke versi web sosmed kamu.

Yang terakhir adalah bagaimana dengan aplikasi office-nya? berikut ulasannya.

Google Office Suite Pengganti yang Mumpuni Untuk Microsoft Office



Sebagai laptop yang berjalan dengan sistem operasi ChromeOS, Chromebook tidak bisa instal program .exe termasuk Microsoft Office. Google Office Suite merupakan aplikasi web yang ditawarkan Google untuk memenuhi kebutuhan kamu akan program tersebut. Ya, aplikasi web. Semua aplikasi yang bisa digunakan di ChromeOS pada dasarnya akan terbuka dan berjalan pada browser Chrome.

Saat ini Google Office Suite sudah cukup lengkap untuk mendukung kebutuhan pelajar dan mahasiswa, apalagi yang sedang skripsian seperti saya. Beberapa fitur dasar penting yang perlu disinggung adalah sudah ada fitur page-numbering, header and footer, footnote, line-spacing, bullets and numbering, tabel, ruler, daftar isi, dan hal-hal dasar lainnya yang ada di Ms. Word pada umumnya. Bahkan setelah saya perbandingkan dengan Microsoft Office Online versi online dari Microsoft Office, fitur-fitur yang ditawarkan tidak selengkap dan senyaman Google Office.

Untuk mengetes apakah Google Office sudah mencukupi kebutuhanmu silakan lakukan perbandingan sendiri. Coba buka Google Docs kemudian bandingkan dengan Microsoft Word offline kamu. Apakah ada fitur yang biasa kamu gunakan dan butuhkan di Ms. Word tidak ada di Google Docs? Kalau saya pribadi sejauh ini tidak ada. Justru saya mendapatkan beberapa bonus fitur dari Google Docs, yakni Google Keeps, Google Task, dan Google Calendar. Ketiganya tersinkronisasi dengan akun google kamu dan bisa diakses/ditambahkan dari smartphone kamu. Ini sangat memudahkan ketika ada catatan, membuat kerangka penulisan, atau ide yang perlu kamu tambahkan ke makalah, tugas, atau skripsi yang sedang dikerjakan.


Fitur tambahan ini bisa disembunyikan dan terletak di baris sebelah kanan

Ketika saya migrasi platform dari Ms. Word ke Google Docs, saya akui saya sempat merasa kebingungan ketika mencari menu-menu yang saya cari karena user interface yang sedikit berbeda. Namun setelah beberapa waktu saya mulai terbiasa dan cukup mudah untuk mempelajarinya karena interface-nya cukup simpel.

Dari segi file format juga fleksibel, ketika melakukan back-up file-file .docx skripsi ke Google Drive, otomatis kita bisa buka dan edit di Google Docs. Kalau nanti perlu di-print, cukup download as .docx atau .pdf, baik ke Chromebook maupun langsung ke smartphone kamu. Lalu print seperti biasa.



Keunggulan Chrome Browser di ChromeOS

Mungkin kamu sudah sering dengar Chrome browser di Laptop Windows maupun Smartphone Android banyak banget makan RAM, apalagi kalau buka banyak tab dan multi-tasking buka program-program yang lain. Tapi berbeda dengan Chrome browser di ChromeOS. Ini karena sistem operasi ini sendiri berjalan menggunakan Chrome browser. Tak ada embel-embel aplikasi aktif yang bekerja di belakang layar, yang kita tak tahu untuk apa.

Akibat dari kesederhanaan itu, performa Acer Chromebook C720 yang hanya berintel Celeron 2957U 1,4 Ghz dan RAM 2 GB ini masih sangat lancar untuk buka 21 tab (sekadar percobaan ekstrim saja) untuk Google Docs, artikel Google, streaming Youtube/radio, gmail, google translate, google photo, photo editor sambil putar musik, buka file explorer, buka Google Keep, dan terhubung ke line.



Ini user experience saya dari penggunaan laptop dengan spek yang low-end ini, keluaran 4 tahun lalu, tapi sangat memuaskan performanya. Menurut saya pengalaman performa ini sesuatu yang tak akan didapatkan di laptop Windows dengan spek yang sama. Untuk spek yang sama pun saya yakin tak ada yang di harga 1,6 juta seperti laptop ini.

Bonus yang saya suka juga dari ChromeOS ini adalah sudah mendukung fitur membuka laptop otomatis menghidupkan (tidak perlu tekan tombol power) serta menutup laptop akan masuk ke mode sleep. Waktu menghidupkan hanya butuh 7 detik sampai ready bisa kemudian buka Google Docs dan artikel serta waktu shutdown-nya hanya 5-6 detik sampai lampu indikator laptopnya mati. Luar biasa.

Berdasarkan pengalaman saya, mode sleepnya juga cukup hemat baterai, sehingga PD kalau dari perpustakaan masuk waktu shalat tinggal tutup laptopnya, selesai shalat kemudian buka lagi setelah di perpus dan tak terkejut dengan notifikasi untuk segera cari colokan. Ini karena prosesornya yang hemat konsumsi daya begitu pula sistem operasinya.

Selama mengetik tulisan ini, sambil membuka 5 tab, terhubung line, streaming radio, terhubung wifi, dengan kecerahan layar 40% hanya berkurang 25% untuk pemakaian selama 3 jam. Ini adalah laptop pertama saya yang membuat saya santai dan tak kecarian colokan untuk charger. Pengalaman saya ke kampus bawa Chromebook ini sama charger-nya, selesai dari kampus, pulang, lalu mengetik tulisan ini, semua dilakukan tanpa terhubung dengan charger dan masih sisa 20an%. Dengan batre yang tahan lama itu, waktu mengecasnya pun hanya sekitar 1,5 jam dari 5% hingga 100%. Juara ga tuh? 😂.

Selain itu, layarnya juga sudah mendukung mode malam seperti di Windows, ChromeOS kamu juga terus mendapatkan update dan ukuran file sistemnya tak akan membengkak dan memakan memori internalmu karena update tersebut, update software tak lama seperti Windows, kamu matikan seperti biasa dan nyalakan seperti biasa tahu-tahu ChromeOS kamu sudah ter-update. Speakernya juga menggelegar dan enak untuk mendengarkan hasil wawancara, musik, maupun streaming radio favoritmu.

Desain & Kualitas Laptop Chromebook

Untuk zaman sekarang, pilihan desain dan fungsi tambahan Chromebook sudah banyak. Mulai dari yang biasa, seperti Acer C720 saya ini, hingga yang punya layar sentuh plus stylus dan bisa dijadikan tablet. Dari yang berprosesor intel Celeron RAM 2 GB dengan internal storage cuma 16 GB sampai yang intel i7 RAM 16 GB ber-internal storage 512 GB. Semua tergantung budget dan kebutuhanmu.

   

Acer Chromebook C720 ini termasuk yang low-end Chromebook. Bahan material kesingnya plastik tapi kokoh dan tak terkesan murahan. Memiliki port I/O yang cukup menurut saya, ada HDMI port, 1 USB 3.0, 1 USB 2.0, 3.5 Headphone Jack, dan SD Card slot. Terdapat sensor cahaya di bagian atas keyboard, 2 led indicator untuk menandakan menyala dan mengecas, serta 2 speaker stereo di bagian bawah laptop pada sisi kiri dan kanan. Serta lubang ventilasi di bagian belakang untuk menyalurkan panas. Meskipun demikian, laptop ini termasuk yang jarang panas. Hangat saja sangat jarang terasa 😁.



Layarnya berasio 16:9 dengan resolusi 1366 x 768 pixels ini cukup padat dan nyaman untuk laptop yang berukuran sedikit lebih kecil dari kertas A4. Cukup lega untuk mode multi-tasking dua program satu layar. Jadi di kiri bisa nyaman mengetik dokumen sembari di kanan membuka referensi artikel atau jurnal dari google. Engsel layarnya juga cukup kokoh, tidak terlalu mudah berubah, tidak bergetar ketika dipakai mengetik, fleksibilitas layarnya juga wajar--tidak ringkih.



Warna layarnya juga nyaman untuk konsumsi media, meski layarnya belum IPS. Sehingga saya perlu mengatur sudut bukaan laptop agar layarnya nyaman digunakan. Saya cukup khawatir dengan hal tersebut sebelumnya, tapi setelah dipakai ini bukan masalah yang sangat mengganggu karena sejatinya kalau untuk keperluan saya, digunakan di perpustakaan, posisi pandang ke layar selalu konsisten.



Keyboard Acer C720 bisa dibilang sudah enak dari segi jarak antar keypad dan ketika ditekan. Tapi ya ini, sekali lagi menurut hemat saya. Kalau kamu terbiasa pakai keyboard yang premium, kamu perlu tes sendiri dan sesuaikan ekspektasi kamu dengan harga laptop ini.

Ketika saya COD laptop ini di gerai laptopnya, saya langsung cobain untuk mengetik kata-kata random dan menilai seberapa cepat dan akurat saya dapat menggunakannya. Selain yang saya ambil ini, ada beberapa Acer C720 lain yang dipajang, saya pun membandingkannya dengan yang lain sampai akhirnya saya mantap mengambil yang ini.

Yang mungkin perlu pembiasaan adalah ketidakhadiran tombol Home-End-PgUp-PgDn dan Del seperti pada laptop umumnya. Tombol Caps Lock juga diganti tombol fungsu Search, tapi ini bisa kamu kustom menjadi Caps Lock atau perlu menekan Alt+Search untuk mengaktifkan Caps Lock. Saya pribadi menggunakan pengaturan default Alt+Search untuk Caps Lock karena menurut saya lebih sering berguna untuk buka App Drawer (tombol Search seperti tombol Windows) di mana saja. Posisi tombol Alt yang cukup dekat dan besar juga menambah kenyamanan menggunakan fungsi ini.

Begitu pula tombol fungsi F1-F9 digantikan dengan tombol fungsi khusus lain seperti back, forward, refresh (yang sangat nyaman dipakai di browser), tombol full-view untuk tampilan layar penuh tanpa menu-menu browser dan taskbar, tombol next window untuk melihat window dan aplikasi apa saja yang aktif dan berpindah window/aplikasi, serta tombol brightness dan sound control. Saya pribadi dari tombol-tombol tersebut paling sering kecarian tombol fungsi play/pause dan next untuk pemutar lagu. Tapi ya nanti juga terbiasa.

Touchpad Acer C720 juga cukup lega. Tidak ada tombol khusus untuk klik kiri dan kanan. Namun bagian tengah dan sudut kiri-kanan bawah touchpad-nya bisa diklik. Meskipun demikian, fungsinya semua masih seperti klik kiri. Sedangkan untuk klik kanan menggunakan sentuh touchpad dengan dua jari. Saya agak bingung di awal penggunaannya, tapi sekarang sudah terbiasa dan justru merasa lebih nyaman menggunakan klik kanan dengan sentuh dua jari pada touchpad. Fitur klik ganda lalu tarik juga ada untuk drag and drop file. Berpindah antar tab bisa dengan swipe tiga jari ke kiri atau kanan. Swipe 2 jari ke atas-bawah untuk scroll seperti pada MacBook. Serta swipe tiga jari ke atas untuk menampilkan aplikasi dan window yang aktif.

Manfaat Penyimpanan Awan

Seperti kebanyakan komentar negatif di video review sebuah Chromebook pada awal-awal kemunculannya, saya juga sempat skeptis untuk hidup pada penyimpanan awan alias Cloud Storage. Belum lagi menggunakan apa-apa yang semuanya dari Chromebook kerap diindentikkan dengan menyerahkan privasi hidup kita pada Google, membiarkan Google tahu segalanya tentang kita.

Namun tidak dapat dipungkiri ketika semua yang saya butuhkan tersimpan di cloud, seperti Google Drive dan Google Photo, ketika saya mendadak butuh dan tak bawa laptop, saya bisa mengakses foto dan file-file saya dari hape. Sebuah kemudahan yang seringkali just take it for granted. Belum lagi kalau ada apa-apa dengan device kita, entah hang, rusak, hilang, akan sangat bersyukur sekali ketika semua sudah diback-up di cloud dan bisa tinggal kita download lagi ketika dibutuhkan.

Lalu bagaimana dong dengan masalah privasinya? Sebenarnya ketika kamu menggunakan internet, sudah banyak privasi kamu yang diberikan ke pihak asing. Punya email? Punya facebook? Punya Instagram? Seperti itu jugalah privasi kamu dengan Google. Kamu masih punya kendali atas privasimu. Kalau perlu percakapan dengan privasi tinggi ya ketemu langsung. Kalau tak ingin Google "mengintai" lokasi kita, matikan fitur track location dan GPS-nya. Filter apa yang kamu katakan dan upload ke internet.

Kesimpulan


Kesimpulan saya, Chromebook memang sangat cocok untuk pelajar dan mahasiswa yang memprioritaskan (1) produktivitas untuk membuat makalah, presentasi, dan skripsi, (2) performa yang lancar, (3) daya tahan baterai yang lama, serta (4) ringan, ringkas, dan mudah dibawa-bawa.

Untuk saat ini fitur-fitur ChromeOS sudah semakin memenuhi untuk kebutuhan produktivitas saya sebagai mahasiswa yang sedang skripsian. Beberapa Chromebook keluaran terbaru bahkan sudah mendukung Google Play Store sehingga akan lebih banyak aplikasi yang bisa digunakan. Hanya saja dengan spesifikasi low-end dan harga yang ekonomis, kamu sudah bisa mendapatkan performa Chromebook yang baik dan memuaskan.

Untuk investasi dan pemakaian jangka panjang, Chromebook juga masih merupakan pilihan yang bagus. Meski Acer Chromebook C720 saya hanya berkapasitas internal 16 GB namun memungkinkan untuk upgrade hingga 128 GB jika berminat di kemudian hari untuk penyimpanan yang lebih besar. Meskipun demikian, nyatanya setelah 4 tahun penggunaan, laptop ini saya dapatkan dalam kondisi masih dengan internal 16 GB, yang berarti sangat mencukupi. Sudah melalui berbagai update ChromeOS namun ukuran memori sistem yang digunakan tetap sama.

Sudah ada tutorial upgrade-nya untuk Acer C720 di Youtube

Sehingga produktivitas, performa, penyimpanan, dan daya tahan dari Chromebook, bahkan yang low-end seperti Acer Chromebook C720 dapat memberikan yang terbaik dan memenuhi kebutuhan sederhana saya sehari-hari.

Mendapatakan Chromebook dengan harga yang lebih murah/bekas namun memiliki kualitas dan fungsionalitas yang masih baik justru menurut saya meningkatkan nilai money to value dari produk ini. Tentu saja mendapatkan Chromebook yang BNIB bagus, namun jika mendapatkan dengan harga yang lebih murah namun mendapatkan rasa dan pemakaian seperti yang BNIB menurut saya akan jadi kepuasan tersendiri.

Sekian ulasan saya tentang Chromebook secara umum dan Acer Chromebook C720 sebagai Chromebook pertama saya. Semoga bermanfaat baik untuk wawasan maupun pertimbangan dalam membeli. Bila ada pertanyaan, pendapat, atau perlu tutorial terkait Chromebook dan ChromeOS, silakan komentar pada kolom di bawah 😊.

Assalamualaikum.
How do we remove /? M=1 from Blogspot blog? The best answer.