Latihan Si Videografer Pemula


Assalamualaikum lovely people!

Pernah mendapat nasihat semacam "Kamu bukan gagal, hanya belum berhasil.. " tapi tidak membuatmu merasa lebih baik maupun berubah? Itu karena kita sudah terlalu lama menginternalisasi konsep gagal-berhasil. Meskipun kamu mengingatkan diri sendiri, "Bukan gagal.. Saya hanya belum berhasil", jauh di alam bawah sadarmu, kamu tahu itu gagal, hanya diperhalus saja bahasanya.

Dwi-minggu lalu, tepatnya Jumat (6/5), saya mempunyai sebuah hajat membuat video untuk memperingati hari ibu sedunia pada 8 Mei lalu. Semua sudah saya tulis dalam perencanaan syuting pada Kamis malam sebelumnya. Mulai dari apa yang harus dilakukan, siapa yang akan ditanyai, berapa banyak yang akan ditanyai, apa saja pertanyaannya, bagaimana menanyakannya, hingga seperti apa akomodasi dan budget demi terlaksananya hajat ini. Cukup detil, jelas, dan terencana, pikir saya. Going to a war without a plan is suicide, right? Kinda.

Pagi Jumat itu saya berangkat sesuai waktu yang direncanakan. Sayangnya tiba pada waktu yang jauh dari perencanaan. Bisa kamu bayangkan apa saja yang mungkin saya hadapi dalam perjalanan Jatinangor-Bandung di akhir pekan tanggal merah itu. Akhirnya saya tiba di Alun-alun Bandung mepet waktu Shalat Jumat. Siang itu.. Alun-alun Bandung penuh sesak oleh warga yang punya hajat berlibur murah meriah. Tidak ingin sikut-sikutan memperebutkan shaf terpewe di Masjid Raya Bandung, akhirnya saya memilih untuk beraksi setelah Shalat Jumat.


Saya tertegun ketika untuk pertama kalinya sebelum Jumatan, akang emce mengajak para jamaah untuk mendoakan berbagai hal. Salah satunya yang paling menarik bagi saya adalah semoga dilancarkan dan dicapaikan hajat baiknya. Saya langsung merasa "Wow.. Akang emce-nya tahu saya punya hajat.." Langsung saya Amini dengan sangat.

Setelah usai Shalat Jumat, saya langsung mempersiapkan "peralatan perang" dan me-review kembali perencanaan syuting hari itu. Bismillah. Satu-dua jam berlalu, semangat saya menyusut. Dari sekian kali mengelilingi Taman Alun-Alun Bandung, hanya segelintir dari berjibun pengunjung yang bersedia ditanyai. Itupun jawabannya kebanyakan serupa, retoris, dan seiprit. Jauh dari ekspektasi saya, pikiran itu pun muncul. Saya gagal. Rencana saya tidak berhasil.

Beberapa hari berlalu, ketika membaca kembali tugas akhir saya, saya tersadar bahwa saya bisa melihat ini dari sisi lain. Kejadian ini merupakan sebuah latihan dari keterampilan membuat video. Berbicara dengan orang baru, bertanya, merencanakan sesuatu, menulis, mengedit, dan sebagainya. Semua itu keterampilan. Setiap keterampilan memerlukan latihan agar lebih baik. Lalu nilai ukur dalam latihan suatu keterampilan bukanlah gagal atau berhasil. Jika diadaptasi dari ranah pembelajaran psikomotor berbagai ahli, saya simpulkan menjadi pemula, amatir, terbiasa, mahir, dan profesional.

Pemula adalah ketika kita melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Pada tahap ini kita paling banyak mengamati, mencoba, meniru, dan belajar. Apapun hasilnya, itu hasil pemula :)
Amatir adalah ketika kita melakukan sesuatu berdasarkan apa yang diingat dari pengalaman belajar kita sebelumnya. Mulai mampu memilih dan memilah apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Terbiasa adalah ketika kita melakukan sesuatu yang sebelumnya perlu bantuan orang lain, baik itu bertanya atau meminta pertolongan, kini sudah bisa dilakukan sendiri.
Mahir adalah ketika kita melakukan sesuatu yang sebelumnya perlu usaha cukup ekstra, kini terasa lebih mudah dan lebih cepat pengerjaannya dengan kualitas yang lebih konsisten.
Profesional adalah ketika kita mampu melakukan sesuatu yang lebih kompleks secara alamiah alias di luar kepala! Kamu merupakan salah satu individu terbaik untuk melakukan hal tersebut dan orang lain mengakui itu.

Dengan begitu kita akan lebih fokus kepada peningkatan kemampuan diri serta kualitas keterampilan kita ketimbang sekadar hasilnya bagus atau jelek, gagal atau berhasil.

Bila dikaitkan dengan apa yang saya alami, saya kini bisa sedikit berdamai dengan mengatakan "Ya, saya masih pemula. Inilah hasilnya.." Kalau menilik lagi dari idola saya, Jason, Eddie, dan Eric dari Jubilee Project, saya pikir mereka sudah melewati tahapan ini bertahun-tahun sebelumnya. Mereka sudah cukup lama latihan membuat video, sudah cukup lama latihan berbicara dengan orang baru, sudah cukup lama latihan interview, lalu saya kesel pada latihan pertama saya ini? Masih pemula.. Hahaha (menertawakan diri sendiri).

Kamu juga bisa menggunakan sudut pandang ini pada berbagai hal lho. Latihan menjadi MC, latihan menjadi peneliti, latihan menjadi blogger, latihan menjadi guru, latihan hidup sehat, latihan menjadi Youtuber, latihan apa pun itu! Kamu akan selalu mulai dari level Pemula dan semua orang pasti berangkat dari sana. Tak perlu malu menjadi pemula di suatu bidang! Di situ kita punya kebebasan bereksplorasi, mencoba berbagai hal, dan orang akan memaklumi kita sebagai pemula.

Mari lihat berbagai kegiatan sebagai keterampilan dan menyadari setiap yang kita lakukan adalah latihan. Jika ini latihan pertamamu, selamat kamu sudah bergelar pemula! Let's work on it!

Keep learning beginners!





How do we remove /? M=1 from Blogspot blog? The best answer.