Jatuh Bangun Saya di Dunia Blogging
Assalamualaikum, Good People!
Dunia blogging selalu memiliki tempat di hati saya. Ia menawarkan hal yang lebih luas dari 140 karakter dan personalisasi yang liar. Sebuah cerita atau pemikiran utuh menurut saya lebih nyaman dibagikan pada platform ini. Dukungan visual, audio, maupun audio-visual memperkaya penyampaiannya. Sedangkan tampilan halaman blog bisa dipersonalisasi sesuka pemiliknya. Mau tampilannya sederhana, banjir widget, menunjukan fanatisme, semua terserah padamu. Kamu seperti punya rumah sendiri di dunia maya. Netizen bisa menemukan dan mampir ke rumahmu kapan saja, baik sekedar lihat-lihat maupun mengomentari apa yang ada di dalamnya.
Saya menyentuh dunia blogging pertama kali saat masih berseragam putih-abu, tepatnya kelas X SMA, hampir tujuh tahun lalu. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak lain adalah gerbangnya. Kemudian saya mulai melihat beberapa teman yang menggunakannya sebagai jurnal harian, sarana publikasi puisi, foto, hingga buah pikir mereka tentang berbagai hal. Terbawa arus, saya pun mencoba mendaftar. Seingat saya, dragonsden.blogspot.com adalah domain pertama saya. Penggunaan template standar yang diberikan blogger.com dan latar belakang gambar hutan yang remang membuat blog pertama saya cukup gothic. Niat hati membuat suasana misterius, tapi malah memberi kesan tak terurus. Kemudian, dengan berbagai pertimbangan, nama domain tersebut saya ubah menjadi se7enheavenkingdom, kemudian 1412-x-area, lalu degazeblog, selanjutnya membuat blog khusus fotografi hazmiframestory, setelah itu meleburkan keduanya di hazrian, hingga akhirnya membangun rumah baru beralamat adrianhazmi.com. Alhamdulillah kelihatan ya saya pernah 4L4y hahaha.
Selama itu, saya sering bergonta-ganti template, mengubah gaya penulisan, hiatus cukup lama, kehilangan pembaca, dan kehilangan semangat serta tujuan blogging. Sebenarnya untuk apa sih saya blogging? Apa sih untungnya? Toh ga ada yang baca. Apa sih yang sebenarnya pembaca inginkan? Saya tidak semenghibur si A. Tidak ada yang menarik dari saya. Sepertinya saya tidak berbakat menulis. Membuat satu tulisan sangat memakan waktu, saya sibuk. Seringkali pernyataan seperti itu menggrogoti pikiran dan semangat saya. Kamu pernah mengalaminya juga?
Feedback dalam hal ini menurut saya sangat penting. Saya sangat bersyukur seorang teman yang saya kenal dari blogging, Bang Aul, masih bersedia mengikuti perkembangan saya di dunia blogging. Di awal masa saya meraba dunia ini, entah dari mana datangnya, Bang Aul mengomentari salah satu tulisan saya. Berbalas kunjungan, saya mulai mendapat beberapa teman blogging dari blog Bang Aul. Di awal perintisan adrianhazmi.com pun Bang Aul tetap bersedia mampir dan berkomentar, memberikan saya semangat untuk tetap menulis.
Hari ini saya merefleksikan diri sembari melahap tiga bab dari buku berjudul Show Your Work!, Austin Kleon. Yang selalu muncul dalam refleksi saya ialah perjalanan blogging saya. Curhat-curhatan di blog, berbagi temuan komik, membuat kompilasi dan remake lirik lagu, berbagi tugas kuliah, berlagak menjadi reporter, berlagak menjadi fotografer, dapat blogging award, dan masih banyak lagi. Saya tersadar bahwa kala itu, saya menuliskan apa yang saya senangi sambil memikirkan apakah ada yang mau menemukan tulisan saya. Bahkan mungkin terlalu memikirkannya.
Saya seringkali menilai apakah saya berhasil atau tidak dari jumlah pembaca dan komentar pada tulisan saya. Yang berarti saya menilai apakah ada orang yang ingin menemukan tulisan saya. Kalau ada, maka ayo lanjutkan. Kalau tidak, untuk apa dilanjutkan? Austin Kleon dalam tiga bab pertama Show Your Work! menjelaskan sebaliknya. Tulisan yang dibagikan adalah karya yang kamu sediakan ketika ada yang berkunjung. Ibarat tuan rumah, ada atau tidak tamu yang berkunjung, setidaknya tersedia sesuatu yang bisa disuguhkan. Sekarang tinggal seberapa peduli tuan rumah terhadap apa yang akan disuguhkannya. Apakah mau selamanya hanya menyuguhkan air putih dingin saja sambil lesehan di ruang tamu atau sedikit demi sedikit belajar membuat kue-mue dan merenovasi ruang tamunya agar lebih nyaman. Ibarat tamu nih, kalau berkunjung ke rumah yang tuan rumahnya ramah, suguhannya enak, nyaman ruang tamunya, atau tuan rumahnya ngangeninpasti kamu mau 'kan berkunjung lagi ke rumah tersebut? Hal ini sebelas-duabelas lah dengan blogging.
Yang banyak kita lihat saat ini di dunia maya adalah hasil para pelakunya. Chandra Liow, Raditya Dika, Wong Fu Production, WassabiProduction, Wahbanana, Indy Mogul, dan Film Riot hanyalah segelintir nama channel sukses di Youtube. Jika mengintip ke balik layar para Youtuber dari video Draw My Life, behind the scenes, maupun bloopers karya mereka, kita pasti bisa melihat kesamaan yang mereka miliki. Mereka tidak memulainya kemarin lalu sukses hari ini. Ada perjuangan dalam setiap video yang mereka produksi. Yang tak kalah penting adalah mereka terus melakukan apa yang mereka suka. Ini yang membuat mereka menikmati proses produksinya sehingga sangat enjoymeneruskannya. Jika mereka menebak-nebak apa yang akan orang sukai, mungkin mereka akan berakhir dengan melakukan sesuatu separuh hati. Prosesnya tidak bisa dinikmati, hasilnya pun tidak.
Ini kesimpulan saya, pertama temukan apa yang kita sukai, kemudian lakukan yang kita sukai, lalu selalu berusaha tingkatkan kualitasnya. Melakukan yang kita sukai akan membuat kita bisa menikmati prosesnya. Rasa nikmat dari proses ini akan menjadi penyemangat pribadi kita. Pemirsa maupun pembaca akan datang dan pergi dengan sendirinya sebagi penyemangat eksternal kita. Di mana ada gula, di situ ada semut kan? Sekarang kita permanis saja dulu blog ini ;)
Kalau menurut kamu tulisan maupun blog ini sudah cukup manis boleh banget keep in touch di Instagram @banghazmi. Eh, masih kurang manis? Tinggalkan saran dong pada kolom komentar di bawah ini atau pada ig saya. Have A Great Day!
Dua tiga kucing berlari
Manalah sama si kucing tuan
Dua tiga engkau diberi
Manalah sama yang kau berikan
P.S. Buku Show Your Work! Austin Kleon sangat saya rekomendasikan. Bagi kita yang sudah tak asing lagi dengan media sosial dan internet, buku ini sangat membuka pandangan baru tentang mental seorang social-mediapreneurship maupun internetpreneurship.
Tulis Komentar